Stadion Batakan adalah markas tim kebanggaan Kota Minyak. Lokasinya di Kelurahan Manggar, Kecamatan Balikpapan Timur. Stadion ini dibangun di lahan seluas 18 hektare pada Juni 2010.

Sebelum mulai dibangun pada awal masa Wali Kota Rizal Effendi, Balikpapan sebenarnya sudah memiliki Stadion Parikesit. Persiba Balikpapan, yang kini terjerembab di divisi kelas dua, bermarkas di situ. Akan tetapi, stadion tersebut selalu jadi bahan cemoohan. Pada saat hujan, lumpur di Stadion Parikesit bahkan lebih tebal dari malu yang diterima Kota Balikpapan.

Maka dimulailah pembangunan Stadion Batakan. Kontraktor pelaksananya adalah PT Waskita Karya. Desainnya dikerjakan PT Arkitek Team Empat. Gaya bangunan arena di Batakan itu menyerupai stadion di Eropa, persisnya Emirates Stadium milik Arsenal di London, Inggris.

Meskipun demikian, situs database stadion, StadiumDB.com, menyebut bahwa kualitas infrastruktur Stadion Batakan mungkin lebih rendah. Hal itu disebabkan karena biaya pembangunan Stadion Batakan sebesar Rp 1,2 triliun dianggap lebih kecil dibanding anggaran mendirikan stadion di Eropa.

Terlepas dari itu, Stadion Batakan disebut salah satu stadion sepakbola terbaik di Indonesia. Stadion ini berkapasitas 42 ribu orang atau sama persis dengan Stamford Bridge di London, markas Chelsea. Sebanyak 40.800 kursi sudah terpasang di Stadion Batakan. Pada September 2017, laga Persiba Balikpapan melawan Persegres Gresik menjadi pertandingan perdana di stadion ini. Pertemuan dua tim itu ditonton 10 ribu orang.

“Sebenarnya, pembangunan stadion ini belum selesai,” terang koordinator Gedung Stadion UPTD BPKD Balikpapan, Umar, kepada reporter Kandela, Selasa, 29 Agustus 2023.

Sejumlah fasilitas gedung rupanya masih dilengkapi. Contohnya di lantai dua, tiga, dan koridor atas. Di bagian itu, toilet dan penerangan belum tersedia. Sementara untuk sisi selatan bagian atas, baru sebagian kursi yang terpasang.

“Dikerjakan bertahap. Kami belum tahu tahun ini selesai atau tidak,” lanjut Umar.

Serba Internasional

Hampir semua fasilitas di Stadion Batakan bertaraf internasional. Pencahayaan stadion adalah yang pertama. Penerangan stadion sebesar 2.300 lux berasal dari 270 lampu Luminer Philips LED Arena Vision. Dilengkapi pula dengan DMX Control System untuk mengatur pencahayaan. Pengendalian cahaya di stadion ini bisa disesuaikan untuk keperluan hiburan maupun pertandingan olahraga.

Sistem pencahayaan di Stadion Batakan juga sama canggihnya dengan stadion ternama dunia. Philips Stadium (PSV di Belanda), Stamford Bridge di London, dan Cairo Stadium di Mesir, memiliki sistem yang sama.

Menurut Indonesian Architecture Network, pencahayaan dari Philips LED Arena Vision dirancang khusus untuk kualitas cahaya yang luar biasa dan manajemen termal (panas) yang efektif. Dukungan pencahayaan membuat Stadion Batakan memenuhi standar penyiaran televisi taraf internasional. Kapasitas cahaya untuk stadion ini mendukung tayangan kualitas high definition (HD) tanpa kedipan sama sekali.

Rumput lapangan adalah yang berikutnya. Stadion Batakan memakai rumput kualitas nomor wahid. Namanya Zoysia matrella. Rumput berstandar FIFA ini memiliki elastisitas yang tinggi. Bola akan menggelinding sangat halus seperti halnya di Liga Inggris. Aliran bola tak akan mencang-mencong seperti yang jamak terlihat di Liga 1 Indonesia.

Zoysia matrella biasanya dikenal sebagai rumput manila. Jenis rumput dari keluarga Poaceae ini banyak tumbuh di wilayah Asia. Daunnya rucing. Warnanya hijau pekat menyejukkan mata. Kepadatannya juga tinggi dengan akar yang kuat. Zoysia matrella tersebut tumbuh di pasir. Bola akan sempurna menggelinding tanpa mengurangi kecepatannya karena tekstur akarnya sangat kuat.

Seluruh keistimewaan itu memang perlu biaya mahal. Rumput yang harganya Rp 90.000 per meter persegi ini sangat manja.

Menurut Umar selaku koordinator di Stadion Batakan, perawatan rumput masuk dalam perawatan berjangka. Waktu perawatan antara dua pekan hingga dua bulan. Perawatan meliputi pemupukan rumput, penyemprotan hama, pembongkaran lapangan, penggantian material koral dan pasir, hingga top dressing.

Top dressing adalah pengaplikasian lapisan tipis tanah di atas rumput. Tujuannya menghaluskan atau meratakan permukaan untuk memodifikasi kondisi tanah. Sementara untuk perbaikan rumput, kata dia, adalah mengganti rumput yang rusak dengan bibit baru.

“Benih rumputnya diambil dari tempat pembibitan,” terangnya.

Perawatan berjangka untuk rumput memerlukan perlakuan khusus. Waktunya juga lumayan lama. Umar mengatakan, perawatan bertujuan agar rumput bisa menyatu dengan tanah.

Fasilitas Penonton

Stadion Batakan punya delapan lift dan 12 eskalator. Ruang penonton terdiri dari kelas VVIP, tribune VIP, dan tribune biasa. Semuanya dilengkapi tempat duduk tunggal (single seat) seperti Stadion Utama Kaltim di Palaran. Fasilitas lainnya adalah musala, toilet, ruang kesehatan, ruang pelatih, ruang pemanasan, dan ruang ganti.

Perawatan untuk semua fasilitas tersebut adalah setiap hari. Gedung dibersihkan, kelistrikan diperiksa, termasuk pengecatan untuk tembok yang kusam. Tembok juga disemprot anti-jamur. Umar tidak menyebutkan biaya dari perawatan tersebut.

Tanpa trek lari, penonton di tribune bisa lebih dekat menyaksikan pertandingan. Hanya saluran drainase yang membatasi penonton terdepan dengan lapangan. Selain mengalirkan air, drainase tersebut memang berfungsi membatasi penonton yang ingin melompat ke lapangan hijau.

Gedung Stadion Batakan sebenarnya juga digunakan untuk pertunjukan musik. Umar mengatakan, rumput akan ditutup menggunakan armor grass cover ketika konser.

Stadion Batakan adalah arena berstandar internasional di Kaltim. Stadion ini merupakan salah satu yang terbaik di Tanah Air. Lokasinya juga strategis karena hanya 20 menit dari bandara internasional. Sayangnya, di tengah hiruk-pikuk ajang sepak bola dunia yang diadakan di Indonesia, Stadion Batakan belum dilirik oleh penyelenggara. (*)